.

Jurus Lama Tapi Masih Ampuh di Tahun 2018

Sudah lewat awal bulan tahun baru! tanggal dimana masih adem-ademnya buat para pegawai kantoran,biar ane ga selalu cekak di akhir bulan, niat hati sih bikin rencana keuangan, tapi jangan sampai ntar di akhir bulan, gini lagi gini lagi ...
Kadang yang bikin pengeluaran out of budget tuh bukan karena ada pengeluaran penting yang tiba-tiba loh pren. Ane ngerasain sendiri, sering banget banget banget ane bawa uang cepe di dompet, keluar bentar, masih tinggal cepe. bedanya, awalnya cepe yang kertas merah, ini cepe recehan. Dan tau apa? ane gatau uang ntu ngilang kemana aja..
1. Biasakan membawa air minum (air putih) dari rumah/kostan
Tingkat Penghematan : 20.000 - 180.000

Gaji Setiap Bulan Selalu Habis atau Malah Kurang? Wajib Baca!

Kali ini saya akan berbagi sebuah artikel yang menurut saya sangat menarik 'mungkin ini problem yang saya hadapi selama ini yaitu tidak bisa mengatur uang/pendapatan', artikel ini saya peroleh tidak sengaja pas lihat beranda facebook ada tag dari temen, bacaan yang pas dengan suana hati berikut ini artikel saya resume dari Pakar Perencana Keuangan +Safir Senduk yang berjudul ”Siapa Bilang Karyawan Nggak Bisa Kaya ? ” semoga bermanfaat buat saya pribadi dan sahabat bloger.

Resumenya sebagai berikut :
3 pemikiran yang harus Anda miliki sebagai seorang karyawan:
1. Berapa pun gaji yang diberikan perusahaan kepada Anda, tidak─sekali lagi tidak─menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan.

Berapa pun gaji yang Anda dapat, tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan, yang menjamin adalah bagaimana cara Anda mengelola gaji tersebut, termasuk kalau gaji itu benar memang ngepas dengan kondisi Anda sekarang.

2. Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah─entah Anda banyak tanggungan, banyak utang, atau boros─sebagai alasan untuk selalu minta naik gaji

Perusahaan hanya akan memberi Anda gaji sesuai dengan job description Anda, bukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di rumah Anda. Artinya, kalau anda merasa bahwa gaji Anda koq sepertinya nggak cukup untuk membiayai keluarga Anda yang anaknya banyak, yah, itu bukan salah perusahaan Anda. Toh ketika anda menambah anak, Anda nggak minta izin dulu ‘kan ke perusahaan?

3. Menjadi kaya bergantung 100% pada apa yang Anda lakukan terhadap keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda.

Kalau Anda mau kaya, itu semua bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap penghasilan dan fasilitas yang Anda dapatkan.

3 TRIK UNTUK BISA MENYISIHKAN PENGHASILAN

1. Menabunglah dimuka, jangan dibelakang.
“Loh, nanti penghasilan saya habis dong?” begitu mungkin kata Anda. Ya biar saja, toh Anda sudah sisihkan dulu sebelum penghasilan itu dipakai, kan? “Lho, nanti uang untuk biaya hidup saya dan keluarga berkurang dong?” Hallah, kalaupun penghasilan Anda naik, toh penghasilan itu akan habis juga, kan? Jadi, sebelum habis, kenapa Anda tidak selamatkan dulu sebagian, daripada nabungnya di belakang terus habis? Ya nggak

2. Minta tolong kantor yang memotongnya untuk Anda.
Pada beberapa kasus, Anda mungkin bisa minta tolong kantor Anda untuk memotong penghasilan Anda dan melakukan proses menabungnya buat Anda.

3. Pakai celengan.
Eit, jangan kaget, yang namanya celengan itu tidak selalu buat anak kecil, tapi juga untuk orang dewasa. Bedanya adalah apa yang Anda celeng. Kalau anak kecil nyeleng koin, entah seratus, lima ratus, atau seribu, Anda bisa nyeleng─katakan─lembaran dua puluh ribu rupiah. Lho, bagaimana caranya? Gampang: setiap kali Anda mendapatkan lembaran uang dua puluh ribu rupiah, tetapkan tekad: JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN UANG ITU UNTUK BELANJA. Langsung saja masukkan ke celengan.

RAHASIA MENJADI KAYA SEBAGAI SEORANG KARYAWAN

A. Beli dan Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif

Bagaimana Melakukannya?

1. Tentukan Harta Produktif yang ingin Anda miliki.

2. Tulis pos-pos Harta Produktif yang Anda inginkan tersebut di kolom Harta Produktif. Contohnya seperti pada tabel di halaman berikut.

3. Segera setelah mendapatkan gaji, prioritaskan untuk memiliki pos-pos Harta Produktif sebelum Anda membayar pengeluaran Anda yang lain. Kalau perlu, pelajari seluk-beluk masing-masing Harta Produktif tersebut.

HARTA PRODUKTIF
Tabungan di Bank Niaga Deposito di Bank Mandiri Reksadana Pendapatan Tetap (dari Trimegah) Rencana Harta Produktif Lain: Deposito di Bank Danamon Unit Link dari Prudential Emas Koin Reksadana Saham Shcroeder Motor (disewakan ke tukang ojek dekat rumah) Bisnis Laundry (perantara saja) Bisnis Burger Edam (Franchise)
HARTA KONSUMTIF
Teve Radio tape Perabot rumah Hiasan dinding (5 buah) Meja makan Handphone Sofa (3 buah) Komputer Perangkat makan Ranjang (4 buah) Perhiasan Peralatan masak Busana (banyak sekali) Kaset dan CD (banyak sekali) VCD dan DVD (banyak sekali) Setumpuk buku Rumah Mobil Kijang Motor Yamaha Tabungan di BCA (untuk belanja)

B. Atur Pengeluaran Anda
Tiga hal yang harus Anda perhatikan dalam mengatur pengeluaran.

1. Bedakan kebutuhan dan keinginan.

2. Pilihlah prioritas terlebih dahulu.

3. Ketahui cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran.

C. Hati-hati dengan Utang
Tahukah Anda perbedaan ngutang dan nabung?

Menabung berarti bersusah-susah dulu, bersantai-santai kemudian. Artinya, Anda bekerja keras di depan, setelah itu merasakan nikmatnya di belakang. Kalau ngutang, berarti Anda bersantai-santai dulu, baru merasakan susahnya di belakang. Sekali lagi, nabung berarti Anda bekerja keras dulu, baru mendapatkan nikmatnya di belakang, sedangkan ngutang berarti Anda menikmati nikmatnya di depan, setelah itu melakukan kerja keras.

Kebanyakan orang Indonesia lebih senang ngutang daripada nabung.

Kapan BOLEH Berutang

1. Ketika utang itu akan digunakan untuk sesuatu yang produktif.
Misalnya, untuk bisnis. Bisnis jelas produktif, biarpun hasilnya kadang tidak selalu bisa langsung dinikmati. Harapannya sih , hasil bisnis bisa lebih besar dibandingkan dengan bunga dan cicilan yang Anda bayar.

2. Ketika utang itu akan dibelikan barang yang nilainya hampir pasti akan naik.
Contohnya, rumah. Rumah adalah tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya. Nilai bangunan biasanya akan menurun dalam jangka waktu 10─15 tahun. Sebaliknya, nilai tanah justru akan naik dari tahun ke tahun. Bahkan, kenaikan harga tanah ini sering kali jauh lebih besar daripada penurunan nilai bangunan. Di sini, Anda boleh berutang karena hampir bisa dipastikan persentase kenaikan nilai rumah Anda lebih besar daripada persentase suku bunga KPR.

3. Ketika Anda tidak punya cukup uang tunai untuk membeli barang-barang yang benar-benar Anda butuhkan, walaupun nilai barang itu menurun.
Misalnya, barang elektronik. Kulkas deh. Kulkas nilainya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Akan tetapi, barang ini penting dan pembeliannya sering kali tidak bisa ditunda. Bahasa kerennya: urgent. Nah, kalau tidak punya uang tunai yang cukup untuk membelinya, Anda bisa memanfaatkan fasilitas utang yang ada di sekitar Anda.

Kapan Sebaiknya TIDAK Berutang

Ketika barang yang Anda beli nilainya menurun dan Anda punya uang untuk membelinya secara tunai.

Kembali ke contoh kulkas yang urgent itu. Kalau Anda memiliki uang tunai, lebih baik beli cash. Kenapa? Membeli secara kredit akan lebih mahal dibanding kalau Anda membeli secara tunai. Bagaimana dengan rumah? Apa harus tunai juga? Memang, membeli rumah secara tunai akan lebih murah. Akan tetapi, khusus untuk rumah, tidak apa-apa kalau Anda membelinya secara kredit. Berbeda dengan kendaraan atau barang elektronik yang nilainya menurun, nilai rumah biasanya naik sehingga kalaupun Anda membayar lebih mahal dalam bentuk pembelian secara kredit, toh persentase kenaikan nilai rumah Anda biasanya lebih besar daripada persentase suku bunga KPR.

Berikut sejumlah tip bila Anda ingin membeli sesuatu dengan cara berutang.

1. Pilih dengan siapa Anda berutang.

2. Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan Anda.

3. Perhatikan prosedur pembayaran utang Anda.

Kalau sudah punya hutang

1. Tinjau kembali kemampuan Anda dalam membayar cicilan.

2. Jalin hubungan dengan si pemberi utang.

3. Kadang-kadang, tidak apa-apa melakukan gali lubang tutup lubang.

D. Sisihkan untuk Pos-pos Pengeluaran di Masa Yang Akan Datang

Ada empat alasan mengapa orang tidak mempersiapkan dana sejak sekarang untuk

membayar pos-pos pengeluaran yang penting di masa depan.

1. Merasa belum urgent, toh masih lama.

2. Merasa sudah tidak perlu lagi, toh sekarang sudah punya cukup dana.

3. Merasa sudah tidak perlu lagi, toh sekarang penghasilan saya sudah cukup besar.

4. Pasrah. Biarkan saja hidup ini mengalir seperti air, toh nanti uangnya pasti akan datang sendiri.

Pos-pos Pengeluaran di Masa Depan yang Umumnya Harus Dipersiapkan Sejak Sekarang

1. Pendidikan Anak

2. Pensiun

3. Properti

4. Bisnis

5. Liburan dan Perjalanan Ibadah

E. Miliki Proteksi
Risiko-risiko yang mungkin bisa terjadi pada kehidupan Anda antara lain adalah:

1. Kematian

2. Kecelakaan

3. Sakit

4. Musibah pada rumah

5. Musibah pada kendaraan

6. Pemutusan Hubungan Kerja

Apa yang bisa Anda Lakukan untuk memproteksi risiko-risiko tersebut? Jawabnya ada tiga, yaitu:

1. Miliki asuransi.

2. Miliki dana cadangan.

3. Miliki sumber penghasilan di luar gaji yang kalau bisa didapat secara terusmenerus.

“MILIKI PROTEKSI” Bagaimana melakukannya?

1. Miliki asuransi, entah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, atau asuransi kerugian. Syukur kalau dari beberapa dari jenis jasa asuransi itu sudah dibayari oleh kantor. Kalau tidak, beli saja dengan biaya sendiri.

2. Miliki dana cadangan sebagai proteksi jangka pendek kalau Anda kehilangan penghasilan dan tidak mendapatkan uang pesangon, atau kalau uang pesangonn Anda sangat kecil.

3. Miliki Sumber Penghasilan Lain di Luar Gaji yang kalau bisa didapat secara terus-menerus, sebagai proteksi jangka panjang dari gaji Anda yang sewaktu-waktu bisa saja terancam berhenti

Pandangan si kaya dan si miskin soal uang

Pakar entrepreneur Goenardjoadi Goenawan menyatakan, sesuatu yang paling misterius di dunia ini adalah uang. Karena uanglah ilmu entrepreneurial menjadi langka.  

Sebenarnya ilmu entrepreneurial sama dengan ilmu-ilmu lainnya namun karena rewardnya uang yang hasilnya besar, maka ilmu ini jarang dibagikan kepada masyarakat umum. Biasanya hanya diwariskan kepada anak atau keluarga. 

Karenanya, bagi Anda yang ingin kaya, Anda perlu perilaku duit.  Bagi khalayak umum uang disebut sebagai nilai tukar. Itu definisi yang terlalu umum. Definisi lainnya duit sebagai upah. Upah nilainya sangat kecil. Selanjutnya morfpologi uang berlanjut.

"Duit adalah profit (keuntungan). Kalau bisnis sekelas Rp30 juta biasanya profit 10-15 persen atau senilai Rp5 juta," kata Goenawan.

Karena itu Anda harus mengenal definisi duit berikutnya. Jadi duit takarannya bukan saja rupiah. Ada yang menyebut K. Misalnya, 100K artinya US$100 ribu. Duit level ini disebut investasi. 

Orang kaya menyebut duit sebagai investasi yang kadang tidak diukur dengan omzet atau profit. Contohnya kalau mau membeli ruko, mereka tidak menghitung omzet. Yang mereka hitung adalah keuntungan modal (capital gain). "Jadi sangat berbeda," katanya.

Berikut perbedaan cara pandang orang kaya dengan orang miskin soal uang:

Orang kaya:
- Menganggap duit sebagai investasi yang menghasilkan capital gain. 
- Memandang duit secara gambaran besar. Brand value. Distribution.  Supply Chain. Menghitung skala ekonomi, pada skala besar baru terlihat uangnya. 
- Mendapatkan dana jangka panjang seperti KPR atau Kredit Multi Guna untuk keperluan investasi jangka panjang
- Selalu merasa ada pilihan. Mengutamakan security. Mencegah exposure dan risiko. Selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengambil keputusan. 

Orang miskin:
- Menganggap duit sebagai profit. Titik impas atau break even point (BEP). Payback period atau periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi.
- Memandang uang dengan nilai saat ini. Bukan masa depan. 
- Mendapatkan dana jangka pendek. Biasanya kartu kredit atau KTA yang biayanya jauh berlipat lebih tinggi.
-  Mengutamakan opportunity mengambil risiko dan exposure. Cenderung mengejar ngejar waktu dalam mengambil keputusan.

Sumber VIVAnews

SMS GERATIS

Back to top