Pakar entrepreneur Goenardjoadi Goenawan menyatakan, sesuatu yang paling misterius di dunia ini adalah uang. Karena uanglah ilmu entrepreneurial menjadi langka.
Sebenarnya ilmu entrepreneurial sama dengan ilmu-ilmu lainnya namun karena rewardnya uang yang hasilnya besar, maka ilmu ini jarang dibagikan kepada masyarakat umum. Biasanya hanya diwariskan kepada anak atau keluarga.
Karenanya, bagi Anda yang ingin kaya, Anda perlu perilaku duit. Bagi khalayak umum uang disebut sebagai nilai tukar. Itu definisi yang terlalu umum. Definisi lainnya duit sebagai upah. Upah nilainya sangat kecil. Selanjutnya morfpologi uang berlanjut.
"Duit adalah profit (keuntungan). Kalau bisnis sekelas Rp30 juta biasanya profit 10-15 persen atau senilai Rp5 juta," kata Goenawan.
Karena itu Anda harus mengenal definisi duit berikutnya. Jadi duit takarannya bukan saja rupiah. Ada yang menyebut K. Misalnya, 100K artinya US$100 ribu. Duit level ini disebut investasi.
Orang kaya menyebut duit sebagai investasi yang kadang tidak diukur dengan omzet atau profit. Contohnya kalau mau membeli ruko, mereka tidak menghitung omzet. Yang mereka hitung adalah keuntungan modal (capital gain). "Jadi sangat berbeda," katanya.
Berikut perbedaan cara pandang orang kaya dengan orang miskin soal uang:
Orang kaya:
- Menganggap duit sebagai investasi yang menghasilkan capital gain.
- Memandang duit secara gambaran besar. Brand value. Distribution. Supply Chain. Menghitung skala ekonomi, pada skala besar baru terlihat uangnya.
- Mendapatkan dana jangka panjang seperti KPR atau Kredit Multi Guna untuk keperluan investasi jangka panjang
- Selalu merasa ada pilihan. Mengutamakan security. Mencegah exposure dan risiko. Selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.
Orang miskin:
- Menganggap duit sebagai profit. Titik impas atau break even point (BEP). Payback period atau periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi.
- Memandang uang dengan nilai saat ini. Bukan masa depan.
- Mendapatkan dana jangka pendek. Biasanya kartu kredit atau KTA yang biayanya jauh berlipat lebih tinggi.
- Mengutamakan opportunity mengambil risiko dan exposure. Cenderung mengejar ngejar waktu dalam mengambil keputusan.
Sumber VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment